27 September 2011

Fakta Lain Sejarah Kerajaan Majapahit

Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau
sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung
dengan niat atau motivasisi pembuatnya. Barangkali ini pula yang
terjadi dengan Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang
pernah ada di negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya
membentang luas hingga mencakup sebagian besar negara yang kini
dikenal sebagai Asia Tenggara.
Namun demikian, ada sesuatu yang 'terasa aneh' menyangkut kerajaan
yang puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat
ditemukan di kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah
Dasar, kita sudah disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah
kerajaan Hindu terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu
kepulauan Nusantra yang kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang
terasa aneh tersebut.
Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis,
sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika
dicerna dan dipahami secara 'jujur' akan mengungkapkan fakta yang
mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang
selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.
'Kegelisahan' semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian
Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP)
Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang
terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan
beragam fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim
kemudian menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul 'Kesultanan
Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi'.
Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama
menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa
waktu yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan
masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah
(Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara.
Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini
dibuat untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan
dengan sejarah mengenai PKI. Sejarah berkaitan dengan partai komunis
ini yang dibuat dimasa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang
dibuat di era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini
karena berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat
sejarah tersebut.
Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai
Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu,
diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan
masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke
Nusantara belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang
dan ada dalam masyarakat.
Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta
dan data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan.
Beberapa fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan
Majpahit sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit
adalah sebagai berikut:
1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan
kata-kata 'La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah'. Koin semacam ini
dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto
Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah
wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak
mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa
koin emas bertuliskan kata-kata Tauhid.
2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini
dikenal sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan
Islam di Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau
adalah Qadhi atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang
dianut oleh Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan
berperan sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah
kesultanan atau kerajaan Islam.
3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat
beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma'rifat, Adam, Muhammad,
Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di
antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini.
Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka
dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau
dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan
Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai
simbol-simbol Islam.
4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini
karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru
Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan
hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran sufi, sedangkan neneknya adalah
seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar
Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan
bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau
adalah seorang penganut Hindu.
Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi
penghormatan yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar
seperti inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim
Jawa, seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku
Buwono di Solo.
Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat
terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang
muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama
Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan
Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya
berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan
demikian, penulisanGajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan
'Gajah Mada'.
Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan 'LaIlaha
Illallah Muhammad Rasulullah' yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa
dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya
sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.
5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit,
maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara
global. Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah
pimpinan Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada
dalam situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang
tidak menentu.
Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim
dari TimurTengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal
dengan'Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan
Nuswantara (Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang
eksotis dan kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan
beranak pinak di tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah
sebagian besar penguasa beragam kerajaanNusantara berasal, tanpa
terkecuali Majapahit.
Inilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa
sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di
sebagian besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini.
Sekali lagi terbukti bahwa sejarah itu adalah versi, tergantung untuk
apa sejarahitu dibuat dan tentunya terkandung didalamnya beragam
kepentingan.Wallahu A'lam Bishshawab. Hanya Tuhan Yang Maha
Mengetahui.

Source: www.wajibbaca.com